Pada tanggal 8-10 Oktober 2021, Akar Foundation menyelenggarakan Pelatihan Etnografi berupa Penguatan Kapasitas Peneliti Muda Progresif (PMP) di Hotel Jodipati, Bengkulu. Kegiatan ini melibatkan beberapa komunitas seperti Studio Hijau Bengkulu (SOHIB) dan Green Campaign Community (GCC) dan anggota Pemuda desa Embong yang secara khusus akan bertindak sebagai peneliti lapangan langsung nantinya.

Peserta pelatihan yang semuanya disebut sebagai PMP ini berpendapat bahwa kelompok masyarakat yang terdampak secara masif oleh globalisasi adalah pemuda.  Dalam menghadapi globalisasi, pemuda sebagai agen perubahan perlu melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang kokoh untuk memastikan masyarakat adat di masa mendatang memiliki karakter yang kuat sehingga tidak hanyut dalam arus globalisasi, mampu menghadapi masalah lingkunga, agroekologi dan sosioekonomi yang terus berubah di masa mendatang.

Salah satu peran yang dapat dilakukan adalah melakukan peningkatan literasi melalui pengembangan knowladge management system dengan proses yang mengkoordinasi penggunaan informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang ada di komunitas adat.

Penguatan kapasitas bagi pemuda adat ini dilaksanakan untuk menjawab persoalan utama antar pemuda dalam komunitas adat Embong Uram, Embong I dan Kota Baru. Peneliti Muda Progresif yang berasal dari 3 desa ini dituntut untuk menjawab strategi menyampaikan pengetahuan, sikap dan pola prilaku dibagikan dan ditransmisikan dari generasi tua kepada pemuda.

Pramasty Ayu Koesdinar selaku Manager Strategi dan Program Akar Foundation, dalam hal ini berpendapat bahwa sejauh strategi melalui riset aksi etnografi ini dilakukan maka akan mendekatkan para pemuda untuk terlibat aktif dalam urusan-urusan adat yang lebih substansial, bukan pada persoalan seremonial sebagai mana yang selama ini di praktekkan.

“Lebih jauh penelitian ini membangun kultur yang adaptif bagi generasi mendatang terhadap berbagai perubahan yang terjadi namun tetap memegang teguh sistem kebudayaan yang diwariskan.” Ujarnya.

Tujuan akhir yang disepakati bersama rekan PMP adalah mengumpulkan (Knowladge discovery) sistem pengetahuan masyarakat lokal (indigenous knowladge system) yang bersifat empiric (fakta-fakta) dan pragmatis kepada publik dan pemangku kepentingan.