Hari Ke-1
Akar Foundation bekerjasama dengan Anggota Aji Bengkulu Dedek Hendry dan Demon mengadakan pelatihan Citizen Journalism di Desa Linau sejak tanggal 15-16 September 2021 di Balai Adat Desa Linau. Kegiatan ini melibatkan Karang Taruna Desa, Kelompok KUB Nelayan Gurita Leluitan serta Enumerator desa yang telah ditunjuk sebelumnya.
Acara ini dibuka dengan kata sambutan pertama yang disampaikan oleh Pak Salman selaku Ketua KUB. Dalam sambutannya, dia menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam atas diadakan nya acara ini dan berharap peserta dapat mengikuti kegiatan dengan maksimal hingga hari akhir.
Selanjutnya, kata sambutan dari Akar Foundation yang diwakili Oleh Zelig selaku Koordinator Reforma Agraria yang cukup lama telah aktif bergabung dengan masyarakat setempat. “Pada kesempatan kali ini, Kami menyelenggarakan pelatihan Jurnalisme warga dan mengajak bang Dedek dan Bang Demon untuk bersama memberikan informasi tentang jurnalisme warga. Kegiatan ini diharapkan untuk bisa menyebarluaskan potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh warga melalui cara jurnalisme warga dimana warga sendiri dapat menginformasikan apa yang ada di daerahnya ini” Ucap Zelig sambil mengantarkan acara pelatihan pada hari pertama.
Setelah penyampaian kata sambutan, Dedek yang diminta sebagai narasumber utama pada hari pertama memberikan materi untuk membangkitkan gairah menulis dan beberapa teknik dasarnya untuk dikonsumsi oleh 34 peserta yang hadir pada saat itu. Dedek menampilkan foto Perempuan nelayan gurita sambil memancing peserta untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui dan bisa simpulkan dari foto yang mereka lihat. Peserta juga diajak untuk lebih berani menyampaikan pendapat mereka tentang foto tersebut melalui tulisan dan diminta untuk membacakan tulisan mereka. Setelah peserta secara aktif menulis dan membaca tulisan yang mereka buat, mereka selanjutnya diperlihatkan foto yang menampilkan seorang lelaki bernama Tabri yang sedang memegang dua ekor Gurita ditangannya. Sedikit berbeda dari sebelumnya, kali ini peserta diminta untuk menggali informasi terkait bagaimana Pak Tabri mendapat dan mengelola gurita seperti di foto tersebut yang juga menjadi peserta pada hari itu.
Sebelum penutupan agenda pelatihan hari pertama, Dedek sempat menceritakan bagaimana tulisan bisa berdampak positif terhadap keberlangsungan masyarakat atau orang-orang yang terkait dengan tulisannya. Menurutnya, tulisan bisa memberikan bonus diluar apa yang disangka bahkan oleh penulis itu sendiri. Seperti pengalaman pribadinya pada saat menulis tentang Linau yang pada akhirnya menjadi pengantar lembaga seperti Akar Foundation dan Blue Venture akhirnya bisa masuk dan mengenal nelayan gurita khusunya diwilayah Linau ini. Dedek juga menampilkan beberapa contoh karya yang telah di buat dalam bentuk blog dari teman-teman yang sempat dibimbingnya.
Hari Ke-2
Di hari kedua, materi selanjutnya disampaikan oleh pemateri inti Demon, terkait teknik fotografi. Peserta secara antusias melakukan praktek pada materi yang sudah disampaikan dengan diberi waktu sekitar 20-30 menit. Setelah mendiskusikan hasil foto yang mereka telah praktekan, selanjutnya peserta dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama yang terdiri dari kelompok pemuda yang di arahkan untuk mencari data berupa foto dan narasumber diluar lalu kelak akan dipersentasikan pada akhir kegiatan penulisan, lalu kelompok kedua yang terdiri dari bapak-bapak nelayan sampan dayung yang diarahkan untuk membuat video sebagai narasumber yang membahas tentang masalah yang dihadapi nelayan Linau.
Kegiatan aktif pada hari kedua ini disambut hangat oleh para peserta. Mereka dengan antusias melakukan kegiatan yang diarahkan oleh pelatih serta dengan seksama memperhatikan setiap informasi maupun pelajaran yang disampaikan oleh narasumber.
Pada akhir kegiatan, para pemuda akhirnya memutuskan membentuk komunitas yang dengan sepakat mereka namakan “Linau Bercerita”. Kelompok yang terdiri dari beberapa kumpulan pemuda ini kedepannya di harapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka terima untuk mempromosikan serta menjadi sumber informasi yang dapat dipertimbangkan menjadi wadah bagi masyarakat Linau khususnya.