Senyum merekah dari wajah ibu-ibu kader dan mahasiswa KKN yang sedang melakukan panen dilahan pangan dan TOGA masyarakat Merpas yang sejak 6 bulan kebelakang ini di dampingi oleh Akar Foundation.
Sejak Januari 2022, Akar Foundation dengan didukung Yayasan Pesisir Lestari (YPL) melakukan Focus Group Disscusion (FGD) bersama kader di Desa Merpas untuk membahas Program Health and Enviroment yang akan di jalankan dalam jangka waktu 1 tahun kedepan. Salah satu Rencana kerja kegiatan tindak lanjut dari adanya program HE ini adalah kegiatan Penanaman TOGA dan Pangan yang dikelola langsung oleh Kader baik dari Kader PKK, Posyandu dan Germas di Merpas. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang sehat dan bergizi serta bernilai ekonomis dari skala terkecil seperti rumah tangga masing-masing.
Sejak mendapat kabar bahwa Kader ingin melangsungkan kegiatan Tanam TOGA dan Pangan, Pihak Kepala Desa langsung membantu mencarikan lahan untuk dikelola. Tanah dengan luas 30x10m pun akhirnya mulai dibersihkan oleh para kader sejak tanggal 29 Maret 2022. Dengan menggunakan alat sederhana seperti arit, parang dan cangkul para kader di dampingi Akar Foundation melakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ternyata tidak cukup hanya dalam jangka waktu 1 hari. Tidak mau tinggal diam, para bapak-bapak dengan menggunakan mesin rumput membantu membersihkan sisa lahan yang belum dibersihkan.
Setelah lahan bersih dan bisa ditanami, dengan bersemangat meski ditengah godaan bulan puasa para kader melakukan diskusi untuk menentukan jenis tanaman serta pembagian tugas bagi kader yang nantinya akan terlibat dengan pengelolaan lahan. Mereka menyepakati untuk menanam lahan dengan jenis tanaman seperti Kangkung, Jesin, Ubi Kayu, Pepaya, Kacang Panjang, Daun Bawang, Terong, Tomat, Bawang Jambak, Jagung, Cabe, Jahe, Kunyit, dan kemangi. Dalam pemilihan jenis tanaman, para kader juga bersama-sama memprediksi usia tanamnya mulai dari proses penyemaian, pembibitan, pemeliharaan hingga masa panen sekitar 3 bulan.
Proses penanaman dimulai lebih dahulu memagari sekitar lahan dengan menggunakan waring yang dilakukan langsung oleh para kader dan dibantu oleh Bapak-bapak untuk menjaga lahan dari hewan ternak masyarakat yang dilepas bebas. Berlanjut pada proses penggemburan tanah, para kader mencoba memanfaatkan sampah batok dan sabut kelapa untuk merapikan lahan Tanaman Pangan dan TOGA mereka. Proses ini juga dilanjutkan dengan menanam bibit yang sudah disiapkan dengan juga dibantu oleh anak-anak yang turut serta meramaikan kegiatan berkebun para kader.
Mendekati masa panen, pengelolaan lahan mulai dari perawatan hingga pemupukan, para kader dibantu oleh mahasiswa KKN dari Universitas Bengkulu dan Universitas Teknologi Sumatera (Lampung). Keterlibatan mahasiswa KKN berlanjut hingga masa panen yang sudah berlangsung pada tanggal 26 Juli 2020. Para kader tersenyum sumringah berfoto sambil melaporkan hasil panen mereka. Beberapa ikatan kangkung cabut dan sayur Jesin itu terlihat hijau dan segar.
Desta selaku Koordinator umum yang juga turut aktif mengelola lahan Toga menyampaikan pendapatnya bahwa sejak lahan TOGA dan Pangan ini dikelola, beberapa kader mulai memiliki keinginan dan harapan untuk berkebun sendiri dirumah.
“Mengelola lahan Toga dan Pangan ini menginspirasi para ibu-ibu untuk juga bertanam dirumah masing-masing. Selain itu, kegiatan ini juga menimbulkan rasa bangga dan menjadi wadah bagi para ibu-ibu untuk merasa bangga dengan kekompakan mereka dalam mengelola lahan dan berbagi pengalaman masing-masing mengenai cara bercocok tanam. Hal ini, meski terlihat sepele oleh beberapa ibu-ibu, tapi kami tetap bangga dan merasa termotivasi kedepannya meski dengan lahan seadanya kita bisa mencukupi kebutuhan dapur kita”. Ujar Desta
36 ikat kangkung cabut dan Jesin yang di panen hari itu akhirnya di bagi untuk dibawa pulang dan dikonsumsi oleh para anggota kader serta sebagiannya lagi di jual dengan cara online dengan harga Rp5000 untuk 2 ikatnya.