AKARNEWS. Rabu, 7 Agustus 2019 bertempat di Sekretariat LPHD Lubuk Rumbai di Dusun 7 Sungai Kerambil Desa Lubuk Rumbai Kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan dilaksanakan Workshop Scanning Produk dan Penilaian Penghidupan Masyarakat.
Workshop yang di fasilitasi oleh Akar Foundation ini di hadiri oleh Kepala KPH Lakitan Bukit Cogong, Penyuluh Kehutanan dan pengurus empat kelompok dari Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) yaitu LPHD Lubuk Rumbai, LPHD Campur Sari, LPHD Bamasco, LPHD Muara Megang I. Tujuan dilaksanakannya Workshop ini untuk menentukan berbagai syarat dalam memilih kegiatan usaha Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan berbasis masyarakat. Dan, langkah awal identifikasi untuk menentukan prioritas serta pemetaan produk atau jasa potensial.
Dalam sambutannya Kepala KPH Lakitan Bukit Cogong Edi Cahyono. M,Si menyatakan bahwa selama ini penguatan kelembagaan pengelola hutan hanya difasilitasi oleh KPH Lakitan Bukit Cogong.
“Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Desa (RPHD) dan Penataan Batas kami lakukan secara partisipatif” Kata Edi Cahyono.
“Dari 6 LPHD Cuma 1 LPHD yaitu LPHD Lubuk Rumbai yang sudah sampai pada tahap penataan Batas, sisanya masih dalam proses, untuk itu kami butuh dukungan dari banyak pihak”
“Akar Foundation saya undang khusus untuk bersama kami melakukan penguatan kelembagaan sekaligus membantu fasilitasi akses pendanaan pembangunan hutan, seperti yang Akar lakukan di Bengkulu.” Lanjut Edi.
Baca Juga: Replikasi Akses Pendanaan Bagi Pemegang Izin Perhutanan Sosial di KPH Lakitan Bukit Cogong
Baca Juga: Kepala Pusat BLU P2H KLHK; Ini untuk Pertama Kalinya di Indonesia, Penyaluran Dana di Berikan Langsung Kepada Petani Hutan Kemasyarakatan
Selanjutnya, kegiatan workshop yang di fasilitasi oleh Erwin Basrin dari Akar Foundation dimulai dari analisis kelembagaan, identifikasi asset meliputi factor manusia, alam atau kondisi kawasan, fisik (prasarana), system social dan finansial (meliputi kemampuan untuk mengakses dukungan pendanaan) dan dilanjutkan dengan scanning produk yang ada di dalam Kawasan hutan yang di kelola oleh masing-masing LPHD.
Dari matriks sumber daya prioritas yang di susun oleh peserta melalui diskusi yang difasilitasi oleh tim dari Akar Foundation, dari 4 LPHD didapati sumber saya prioritas yang beragam di masing-masing LPHD. LPHD Lubuk Rumbai memilih komoditi karet menjadi komoditi prioritas, LPHD Bamasco mulai mengembangkan komoditi Kakao, LHPD Campur Sari mengembangkan NTPF dengan jenis Madu liar dan Madu Trigona sementara PPHD Muara Mengang I mengembangkan Sistem Silvopastura yaitu kegiatan kehutanan yang menggabungkan dengan kegiatan peternakan kambing.
Dari workshop yang dilaksanakan di sepakati untuk memulai menyiapkan dan menyusun prasyarat pendukung untuk mengakses pembiayaan pembangunan hutan kepada Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembagunan Hutan (BLU Pusat P2H) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kepada AkarNews. Erwin Basrin menyatakan bahwa, proses scanning ini menjadi sangat penting untuk dilaksanakan dalam penyusuan rencana pengelolaan hutan.
“Karena penghidupan masyarakat dapat dikatakan lestari apabila dapat mengatasi dan memulihkan dari stres dan shock dan meningkatkan kapasitas mereka termasuk asset yang ada, baik saat ini maupun masa mendatang dengan tidak mengabaikan sumberdaya alam.” Katanya. JTN