AKARNEWS.Akar Foundation berkolaborasi dengan Yayasan Yayasan Planet Indonesia (YPI) Pontianak melakukan Workshop Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Konservasi serta pembahasan rencana Kerjasama dengan melibatkan langsung Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung. Workshop yang diikuti oleh 20 orang dari masing-masing pihak tersebut berlangsung pada tanggal 24 Mei 2023 bertempat di Hotel Santika, Bengkulu.
Pada pembukaan acara, Pramasti Ayu Koesdinar, Manager Program dan Strategi Akar Foundation selakuku fasilitator memberikan ruang bagi penyampaian kata sambutan oleh Novita Sagita selaku Country Director YPI yang memaparkan bahwa Workshop yang dilaksanakan ini menjadi penting sebagai media belajar bagaimana menjawab berbagai tantangan pengelolaan hutan konservasi dan menjadi wadah untuk saling berbagi informasi baik dari pengalaman kerja yang pernah dilalui oleh BKSDA Bengkulu-Lampung.
Selanjutnya sambutan juga disampaikan oleh Lina Marlina selaku PLH Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung yang juga menyampaikan perlunya bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam pengelolaan Kawasan konservasi yang ada di Bengkulu. Lina melanjutkan bahwa Kemitraan yang dilakukan dengan LSM haruslah mutualisme dan memastikan masyarakat sebagai subjek dalam pengelolaan hutan. Menurutnya, pelibatan masyarakat tersebut untuk membantu menjaga dari adanya perambahan, Illegal Logging dan perburuan liar.
“Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Kawasan konservasi bukan saja untuk menjawab dan jalan penyelesaian konflik pengelolaan hutan tetapi lebih jauh menjawab kebijakan kemitraan konservasi yang menghubungkan kebutuhan masyarakat dan pelestarian Kawasan.” Ujar Lina
Sambutan dalam pembukaan workshop di tutup oleh Rahmad Hidayat selaku Asisten Program Akar Foundation yang menyampaikan bahwa Workshop yang dilaksanakan merupakan rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan di Kalimantan Barat bersama YPI dan BKSDA Kalimantan Barat.
“Inti dari workshop ini adalah untuk memastikan pengelolaan Kawasan konservasi yang inklusif dengan melibatkan masyarakat sebagai subjek pengelolaan hutan, selain itu Workshop yang difasilitasi oleh Akar Foundation ini dalam rangka menyiapkan pelaksanan program selama lima tahun kedepan bersama Yayasan Planet Indonesia atas dukungan Darwin Initiative.” Ujar Hidayat.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi dari pihak BKSDA Bengkulu-Lampung yang diwakili oleh Lina mengenai Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Konservasi (Peluang dan Tantangan). Dalam penyampaian materinya, peserta diharapkan dapat memahami nilai dan prinsip kemitraan konservasi dan dilanjutkan dengan penyampaian materi langsung kepala KPHK Bukit Kaba, Davit Hutahayan, SP, MSi menyampaikan praktek pengelolaan kawasan konservasi secara kolaboratif yang dilakukan di TWA Bukit Kaba terdapat berbagai masalah dan kendala yang dihadapi, salah satunya meyakinkan masyarakat pentingnya kelestarian Kawasan konservasi.
Dalam penyampaian materinya, Davit mengatakan bahwa faktanya memang ada isu liar yang di sebarkan oleh kelompok masyarakat bahwa di dalam Kawasan TWA bisa dilakukan penerbitan sertifikat hak milik. Namun, meski demikian Kemitraan konservasi yang telah disepakati oleh kelompok masyarakat di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong merupakan strategi penyelesaian konflik atas prinsip saling menghargai, saling percaya dan saling menguntungkan. Kemitraan konservasi yang dilakukan oleh masyarakat di dukung penuh oleh Pemerintahan Daerah, dukungan ini tertuang dalam kerja sama antara Pemerintahan Daerah Kabupaten Kepahiang dengan BKSDA Bengkulu-Lampung.
“Saat ini ada banyak desa-desa yang mau melakukan kemitraan konservasi untuk pengelolaan Kawasan TWA Bukit Kaba, masyarakat mulai menyadari pentingnya kelastarian dan pemanfaatan Kawasan untuk kebutuhan ekonomi yang berkelanjutan” Ujar Davit.
Pada sesi akhir sharing session, Tim YPI juga menjabarkan materi mengenai gambaran terkait konteks wilayah kerja di daerah Kalimantan Barat sambil mendiskusikan beberapa poin penting yang diharapkan bisa dibawa untuk menjadi solusi dalam menghadapi tantangan mapun isu sensitive yang ada di daerahnya serta juga menjadi sesi berbagi informasi bagaimana BKSDA menghadapi hal-hal tersebut di area kerjanya saat ini sebagai referensi untuk penyelesaian masalah yang dihadapi daerah kerja tim YPI.(NOVI/AKAR)