Kabupaten Kaur, sebuah kabupaten di Provinsi Bengkulu, sedang dalam sorotan dunia berkat
Gurita Fest 2023 yang berlangsung pada 17-18 Oktober 2023. Festival ini diprakarsai oleh
Yayasan Akar Global Initiative, Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluh
Perikanan (BRPPUPP) Palembang, serta didukung oleh Pemerintahan Desa Linau. Kegiatan
ini membawa banyak dampak positif dan menjadi perhatian dunia atas potensi gurita dan
sumber daya laut di wilayah tersebut.

Kabupaten Kaur terkenal sebagai penghasil gurita terbesar di Provinsi Bengkulu dan salah
satu dari beberapa daerah penghasil Gurita terbesar di Indonesia. Festival Gurita ini menjadi
ajang untuk memperkenalkan potensi gurita dan mengajak para masyarakat untuk menikmati
keindahan alam Pantai Linau dan berbagai olahan gurita yang lezat.

Jauh sebelum Gurita Fest 2023 dilaksanakan, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perahu
Dayung Maje dan KUB Ujung Lancang Desa Merpas melakukan habitat monitoring Gurita di
sejumlah titik di perairan Kaur. Itu penting dilakukan untuk memantau, melihat kondisi
habitat Gurita dan potensi sumber daya alam di wilayah tersebut. Kegiatan habitat monitoring
tersebut tentunya melibatkan nelayan dan penyelam profesional bersertifikasi.

Habitat monitoring dilakukan karena merupakan bagian dari upaya pengelolaan laut berbasis
masyarakat. Informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai panduan untuk pengelolaan laut
yang berkelanjutan, dan rekomendasi untuk Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMDes) khususnya bagi desa yang menaungi habitat Gurita.

Dari kegiatan habitat monitoring Gurita itulah, berinisiatif melaksanakan Gurita Fest 2023
yang merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Akar Global Initiative, BRPPUPP
Palembang, dan Pemerintahan Desa Linau. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan
konsep pengelolaan laut berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

Di Gurita Fest 2023 juga mengikutsertakan anak-anak. Seperti lomba mewarnai gambar
berbagai jenis ekosistem laut. Hal ini tentunya bertujuan untuk mengenalkan dan
menumbuhkan rasa sayang mereka terhadap makhluk laut, terutama Gurita. Selain lomba
mewarnai, di festival itu juga menggelar perlombaan tingkat nasional, seperti Lomba Video
Kreatif, Lomba Poster Digital, dan lomba lainnya. Acara ini tidak hanya diikuti oleh
penduduk setempat, tetapi juga oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kaur sangat mendukung kegiatan ini karena selain
membimbing masyarakat untuk lebih kreatif dan berkreasi, kegiatan ini juga dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat dan membantu dalam pengelolaan sumber daya laut.

Direktur Akar Global Inisiatif sedang Berbincang mengenai produk-produk umkm dan konservasi Gurita daerah Linau dengan Wakil Bupati Kaur

Kegiatan ini membantu Kabupaten Kaur untuk dikenal oleh dunia. Desa Linau, khususnya,
sebagai salah satu daerah penghasil gurita terbesar di Provinsi Bengkulu, menjadi fokus
perhatian dalam festival ini. Festival ini juga memperkenalkan berbagai olahan gurita dan
makanan laut lainnya yang menggugah selera. Pengunjung dapat menikmati makanan khas
Kabupaten Kaur yang unik dan lezat.

Dijelaskan Direktur Yayasan Akar Global Initiative, Erwin Basrin melalui Staf Program,
Warman Kudus mengatakan, dorongan Akar Global Initiative untuk memprakarsai Gurita
Fest 2023 di Kabupaten Kaur adalah untuk mempromosikan dan mengembangkan konsep
Community Based Marine Management (CBMM) sebagai solusi dalam tata kelola sumber
daya laut dan wilayah pesisir yang berkelanjutan. Inisiatif ini dimulai dengan Akar Global
Initiative yang telah bekerjasama dengan masyarakat Desa Merpas dan Desa Linau di
Kabupaten Kaur sejak 2019. Selama periode tersebut, mereka berhasil menginisiasi sejumlah
project dan inisiatif. Seperti survei pendataan gurita, berdirinya kelompok usaha bersama
nelayan, aktivitas konservasi ekosistem laut, bersih-bersih pantai, peningkatan kapasitas
nelayan, dan pembangunan demplot pangan rumah tangga nelayan.

Selain itu, Akar Global Initiative juga berhasil berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi
Bengkulu untuk memasukkan konsep CBMM dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 sebagai program prioritas pemerintah Provinsi
Bengkulu untuk memajukan isu kemaritiman. Dorongan ini bermaksud untuk memastikan
bahwa konsep CBMM menjadi bagian integral dari perencanaan pembangunan daerah dan
dapat memengaruhi kebijakan pemerintah.

Melalui Gurita Fest 2023, Akar Global Initiative juga bermaksud untuk menyebarkan
pengetahuan dan praktik terkait CBMM kepada masyarakat yang lebih luas dan
menginspirasi komunitas lain untuk mengadopsi model ini dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan nelayan, melestarikan ekosistem laut, dan memajukan tata kelola sumber daya
laut dan pesisir yang berkelanjutan. Dorongan ini mencakup eksposisi model tata kelola
sumber daya laut dan pesisir yang inklusif dan berkelanjutan berbasis masyarakat, serta
menguatkan diskursus CBMM dan diseminasi tradisi serta pengetahuan masyarakat lokal
terhadap pengelolaan sumber daya laut dan pesisir.

“Kegiatan Gurita Fest 2023 ini mendukung perkembangan pariwisata di Kabupaten Kaur
dengan memperkenalkan potensi gurita dan menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah
tersebut” kata Warman Kudus.

Pemerintah Kabupaten Kaur dalam hal ini melalui Wakil Bupati Kaur, Herlian Muchrim, ST,
mendukung penuh terhadap kegiatan ini. Mereka berharap kegiatan ini dapat terus
berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi Kabupaten Kaur khususnya bagi
masyarakat pesisir perairan Kaur.

Pemerolehan dukungan kuat dari Pemkab Kaur dengan adopsi kerja-kerja yang telah
dilakukan oleh Akar Global Initiative dalam implementasi praktik CBMM atau pengelolaan
laut berbasis masyarakat ini menjadi salah satu indikator keberhasilan Gurita Fest 2023.
Dukungan ini mencakup pengakuan dan penerapan praktik CBMM dalam kebijakan dan
program pemerintah setempat, termasuk upaya konkret. Seperti regulasi, alokasi sumber
daya, serta alokasi anggaran yang mendukung model tata kelola sumber daya laut yang
inklusif dan berkelanjutan.

“Salah satu indikator keberhasilan Gurita Fest 2023 adalah mendapatkan dukungan Pemkab
Kaur dengan mengadopsi kerja-kerja kami (Akar Global Initiative) terhadap praktik CBMM
atau pengelolaan laut berbasis masyarakat,” lanjut Warman.

Warman menambahkan, setelah Gurita Fest 2023 ini, Akar Global Initiative akan
memastikan kelangsungan dan keberlanjutan konsep CBMM berjalan dengan baik, sejalan
dengan advokasi dan pendampingan yang telah dilakukan.

Salah satu langkah kunci dalam upaya ini adalah mendorong lahirnya Peraturan Gubernur
(Pergub) yang secara resmi mengakui dan mendukung implementasi CBMM. Peraturan
Gubernur inilah yang nantinya akan menjadi dasar hukum yang kuat untuk memastikan
keberlanjutan konsep CBMM di berbagai wilayah di mana inisiatif ini diadopsi. Selain itu, sambungnya, Akar Global Initiative juga berencana untuk mengembangkan wilayah dampingan dan memperluas cakupan isu pesisir di luar Kaur dan Enggano. Ini mencakup pengembangan dan penyebarluasan konsep CBMM ke daerah-daerah pesisir
lainnya dengan tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
laut dan pesisir.

Upaya ini dapat melibatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah,
dan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa model tata kelola sumber daya laut
berbasis masyarakat dapat diadopsi dan berdampak positif di berbagai wilayah, mendukung
upaya pelestarian ekosistem laut dan peningkatan kesejahteraan komunitas pesisir. Dengan
demikian, Akar Global Inisiatif berkomitmen untuk menjadikan CBMM sebagai pendekatan
yang terintegrasi dan berkelanjutan dalam upaya pelestarian dan pengelolaan sumber daya
laut dan pesisir di Indonesia.(Akar23)