Akar Foundation melakukan Data Feedback Session (DFS) II mengenai sensus gurita desa merpas per oktober 2020-mei 2021 di Kantor Desa Merpas, Nasal Kaur pada 12 Agustus 2021 lalu. Acara ini dihadiri oleh DKP, Penyuluh, masyarakat nelayan dan enumerator beserta perangkat desa. Acara ini diawali dengan nonton bersama Film Dokumenter “Maryana Seorang Nelayan Gurita Merpas” dan dilanjutkan dengan penyampaian DFS II oleh Arul selaku Koordinator Pesisir dan Kelautan Akar Foundation.
Data DFS II yang disampaikan oleh Arul menunjukkan bahwa data tangkapan terberat (total) sejak periode bulan Oktober hingga Juni 2021 mencapai 369,7Kg dibulan Juni. Adapun tangkapan pada bulan Oktober hanya seberat 63,91Kg dengan tangkapan terendah pada bulan Januari seberat 33,5Kg. Untuk data Sebaran Nelayan Gurita sendiri, Wilayah yang menjadi lokasi favorit dikunjungi oleh nelayan dan memiliki produktivitas tinggi berada di Gosong Mahdor dengan 9 orang jumlah nelayan dan 12 jumlah trip serta total tangkapan 50 ekor dengan berat total 91.80kg. wilayah favorit lainnya adalah di Pelabuhan dengan 8 orang jumlah nelayan dengan 9 jumlah trip serta total tangkapan 29 ekor dengan berat total 37.10Kg.
Adapun untuk peta sebaran nelayan gurita dan tangkapan gurita memiliki Grand Total 32 orang jumlah nelayan, 74 jumlah trip, 259 ekor tangkapan dan berat hingga 347.72 kg. Wilayah peta sebaran tertinggi berada di laguna sekitar 12 orang nelayan dan 28 jumlah trip dengan total tangkapan 101 ekor dengan total berat 154.91 kg. Adapun untuk wilayah yang tidak terdata terdapat 13 orang jumlah nelayan dan 18 trip dengan total tangkapan 68 ekor dengan total berat 72.86 kg.
Pembahasan terkait DFS II ini akhirnya memicu beberapa nelayan untuk mempertanyakan beberapa hal baik terkait pengawasan dan solusi dalam menghadapi hal tersebut. Seperti yang dituturkan Deni, nelayan aktif dari Merpas ini mempertanyakan bagaimana bentuk pengawasan dan solusi khususnya terkait nelayan berasal dari luar Merpas yang menggunakan kompresor dan di duga memakai bius sehingga berbahaya untuk ekosistem laut.
Menanggapi hal ini Miti Suryani, SPi, MSi selaku Kabid Pemberdayaan Wilayah Dinas Perikanan Kaur menyebutkan Dilaut ada polisi khusus yg bekerja di area garis pantai.Namun di Merpas sendiri memang belum kuat pengawasannya. Setiap kecamatan di Kaur sendiri sudah ada Kelompok Masyarakat Pengawas (pokmaswas) dan diharapkan untuk diaktifkan kembali dan dapat melaporkan tidakan illegal di lapangan kepada Polisi Perairan dan Udara (polairud) dan dapat segera di berlakukan tindak lanjutnya dimana penyidik sendiri yang akan mengelola laporan pelanggaran.
Selain perihal pengawasan, Nelayan dan pengepul dalam acara DFS II juga meminta bantuan terkait pemasaran dan permasalahan harga. Menanggapi hal ini, Miti Suryani menyampaikan bahwa Seringkali permasalah yang dihadapi terkait kerjasama dengan pihak luar adalah ketika bertanya terkait data valid, mereka juga terlalu cepat ingin eksekusi namun tidak bisa dipenuhi karena eksekusi tersebut tidak selalu memiliki data yang selalu sama atau lebih tepatnya harus dapat menyesuaikan dengan keadaan lapangan. Dengan adanya data DFS dari Akar Foundation inilah harapannya bisa menjadi referensi untuk kerjasama yang akan kembali di upayakan kedepannya.
Arul juga menyampaikan pendapatnya bahwa Harga gurita juga sangat dipengaruhi oleh size. Namun, dilapangan antara pengepul dan nelayan masih belum ada pemahaman yang sama terkait penjualan karena nelayan hanya berfokus pada banyak, sedangkan pengepul pada size. Menghadapi hal ini, Arul juga menyebutkan bahwa dari Yayasan Pesisir Lestari (YPL) pun akan mencoba untuk memfasilitasi pelatihan penanganan pasca penangkapan gurita.
Dalam penutupan acara, dibentuklah Susunan Kelompok CBMM yang melibatkan langsung beberapa peserta yang hadir dalam acara DFS II. Kegiatan ini sengaja melibatkan semua pihak agar rencana pengelolaan CBMM kedepannya dapat berjalan. Kelompok yang telah dibentuk ini diharapkan dapat menjadi induk dari pengelolaan laut dalam wilayah kerja CBMM ini secara keseluruhan dengan azas gotong-royong.
NB: Data DFS II Juga dapat diakses dengan mengklik link berikut