Kamis, Maret 4, 2021
Akar Foundation
  • Home
  • Program
    • All
    • TKWR
    • Pendidikan Kritis
    • GESIT
    Kondisi Georafis dan Ancaman Ekologi Akibat Perkebunan Monokultur di Mukomuko

    Kondisi Georafis dan Ancaman Ekologi Akibat Perkebunan Monokultur di Mukomuko

    Mendorong Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Konservasi; Bengkulu, Riau dan Jambi

    Pemuda Petani di dalam Zaman yang Bergeliat

    Pemuda Petani di dalam Zaman yang Bergeliat

    Resume Webinar “Catatan Konflik Agraria dan Pembaruan Hukum Agraria Nasional” Bagian Hukum Perdata dan Ekonomi FH UNIB

    Konstruksi Sosial Yang Melanggengkan Ketidakadilan Terhadap Perempuan Dalam Mengelola Ruang Hidup

    Maryana dan Agensi Perempuan Nelayan Gurita Desa Merpas

    Esai; Cerita Perjalanan Mengorganisir Komunitas II

    Esai; Cerita Perjalanan Mengorganisir Komunitas 1

    Mendaras Kerentanan dan Ketidaksetaraan melalui Konsep Perlindungan Sosial (Bagian II): Perlindungan Sosial di Mulai dari Mana?

  • Publikasi
    • All
    • Berita
    • Akar Stories
    • Artikel dan Opini
    • Rilis
    • Paper
    • Riset
    • Bulletin
    Luncurkan CBMM, Akar Foundation Soroti Beberapa Peluang Kebijakan

    Luncurkan CBMM, Akar Foundation Soroti Beberapa Peluang Kebijakan

    Adakan Workshop, Akar Foundation dan Mitra Penyelenggara Perkenalkan CBMM

    Adakan Workshop, Akar Foundation dan Mitra Penyelenggara Perkenalkan CBMM

    Adakan Roadshow, Akar Foundation Bahas CBMM bersama DKP Provinsi Bengkulu.

    Adakan Roadshow, Akar Foundation Bahas CBMM bersama DKP Provinsi Bengkulu.

    Akar Foundation Tawarkan Konsep CBMM kepada DKP dan Bappeda Provinsi Bengkulu

    Akar Foundation Tawarkan Konsep CBMM kepada DKP dan Bappeda Provinsi Bengkulu

    Inventori NelayanTangkap di Ujung Lancang

    Inventori NelayanTangkap di Ujung Lancang

    Menakhlikkan Perawi di Ujung Lancang

    Menakhlikkan Perawi di Ujung Lancang

    Adakan Pelatihan Citizen Journalism untuk Warga Desa Merpas, Akar Foundation Gandeng Aji Bengkulu.

    Adakan Pelatihan Citizen Journalism untuk Warga Desa Merpas, Akar Foundation Gandeng Aji Bengkulu.

    Koalisi Masyarakat Adat dan Organisasi Masyarakat Sipil Minta Komite CERD PBB Mendesak Indonesia Agar Mencabut UU Cipta Kerja

    Koalisi Masyarakat Adat dan Organisasi Masyarakat Sipil Minta Komite CERD PBB Mendesak Indonesia Agar Mencabut UU Cipta Kerja

    Tuah Demong Samin II

    Tuah Demong Samin II

  • Galeri Akar
  • Kedai Akar
No Result
View All Result
  • Home
  • Program
    • All
    • TKWR
    • Pendidikan Kritis
    • GESIT
    Kondisi Georafis dan Ancaman Ekologi Akibat Perkebunan Monokultur di Mukomuko

    Kondisi Georafis dan Ancaman Ekologi Akibat Perkebunan Monokultur di Mukomuko

    Mendorong Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Konservasi; Bengkulu, Riau dan Jambi

    Pemuda Petani di dalam Zaman yang Bergeliat

    Pemuda Petani di dalam Zaman yang Bergeliat

    Resume Webinar “Catatan Konflik Agraria dan Pembaruan Hukum Agraria Nasional” Bagian Hukum Perdata dan Ekonomi FH UNIB

    Konstruksi Sosial Yang Melanggengkan Ketidakadilan Terhadap Perempuan Dalam Mengelola Ruang Hidup

    Maryana dan Agensi Perempuan Nelayan Gurita Desa Merpas

    Esai; Cerita Perjalanan Mengorganisir Komunitas II

    Esai; Cerita Perjalanan Mengorganisir Komunitas 1

    Mendaras Kerentanan dan Ketidaksetaraan melalui Konsep Perlindungan Sosial (Bagian II): Perlindungan Sosial di Mulai dari Mana?

  • Publikasi
    • All
    • Berita
    • Akar Stories
    • Artikel dan Opini
    • Rilis
    • Paper
    • Riset
    • Bulletin
    Luncurkan CBMM, Akar Foundation Soroti Beberapa Peluang Kebijakan

    Luncurkan CBMM, Akar Foundation Soroti Beberapa Peluang Kebijakan

    Adakan Workshop, Akar Foundation dan Mitra Penyelenggara Perkenalkan CBMM

    Adakan Workshop, Akar Foundation dan Mitra Penyelenggara Perkenalkan CBMM

    Adakan Roadshow, Akar Foundation Bahas CBMM bersama DKP Provinsi Bengkulu.

    Adakan Roadshow, Akar Foundation Bahas CBMM bersama DKP Provinsi Bengkulu.

    Akar Foundation Tawarkan Konsep CBMM kepada DKP dan Bappeda Provinsi Bengkulu

    Akar Foundation Tawarkan Konsep CBMM kepada DKP dan Bappeda Provinsi Bengkulu

    Inventori NelayanTangkap di Ujung Lancang

    Inventori NelayanTangkap di Ujung Lancang

    Menakhlikkan Perawi di Ujung Lancang

    Menakhlikkan Perawi di Ujung Lancang

    Adakan Pelatihan Citizen Journalism untuk Warga Desa Merpas, Akar Foundation Gandeng Aji Bengkulu.

    Adakan Pelatihan Citizen Journalism untuk Warga Desa Merpas, Akar Foundation Gandeng Aji Bengkulu.

    Koalisi Masyarakat Adat dan Organisasi Masyarakat Sipil Minta Komite CERD PBB Mendesak Indonesia Agar Mencabut UU Cipta Kerja

    Koalisi Masyarakat Adat dan Organisasi Masyarakat Sipil Minta Komite CERD PBB Mendesak Indonesia Agar Mencabut UU Cipta Kerja

    Tuah Demong Samin II

    Tuah Demong Samin II

  • Galeri Akar
  • Kedai Akar
No Result
View All Result
Akar Foundation
No Result
View All Result
Home Program TKWR

Mendorong Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Konservasi; Bengkulu, Riau dan Jambi

Akar Foundation by Akar Foundation
20 Januari 2021
in TKWR
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Linkedin

Sejak tahun 2015, Akar bekerjasama dengan Scale Up mendorong penyelesaian konflik sumber daya alam dan agraria di kawasan hutan. Kerjasama ini bertujuan untuk merubah konflik menjadi mitra sejajar yang saling menguntungkan dan dapat menanggulangi kemiskinan bagi masyarakat.
Saat ini, potret konflik yang dihadapi masyarakat baik di Bengkulu, Riau maupun Jambi yang di damping oleh Akar maupun Scale Up memiliki tipologi konflik yang sama, yakni kehilangan dan keterbatasan akses untuk mengelola sumber-sumber kehidupannya di sekitar hutan. Klaim tumpang tindih wilayah kelola rakyat dengan berbagai jenis status kawasan yang dipangku oleh pihak swasta maupun pemerintah menjadi fondasi argument dalam melanggengkan konflik. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan antara sudut pandang, kepentingan, persepsi dll terhadap sumber daya tersebut.
Selama ini, Akar bersama Scale Up telah melakukan proses penguatan kapasitas dan keterampilan masyarakat yang menangani konflik dengan memberikan berbagai pelatihan terkait pengetahuan tentang Hak Asasi Manusia, Metode Resolusi Konflik, FPIC dan Mekanisme Whakatane yang merupakan hal fundamental untuk menjinakan konflik.
Pada tanggal 25 September 2017 lalu, akhirnya Akar dan Scale Up menyelenggarakan workshop mendorong kolaborasi pengelolaan kawasan konservasi di Kabupaten Kepahiang. Acara ini dihadiri oleh masyarakat dari Desa Teluk Meranti dan Koto Lamo (Riau), Dusun Suo-Suo (Jambi) dan Desa Bandung Jaya, Bandung Baru, Suka Sari, Sumber Sari, Bukit Sari, Mekar Sari, Tugu Rejo dan Sidorejo (Kepahiang). Dan diramaikan juga oleh beberapa stakeholder penting di Kabupaten Kepahiang dan Bengkulu seperti Wakil Bupati, Bappeda, KPHK Bukit Kaba Kepahiang, DPRD Kab. Kepahiang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, Ombusdman RI Perwakilan Bengkulu, BKSDA Provinsi Bengkulu serta rombongan dari Direktorat KSDAE KLHK. Tujuan dari acara tersebut adalah tersusunnya agenda bersama untuk mempercepat proses kolaborasi pengelolaan kawasan konservasi di masing-masing provinsi.
Pada sesi pertama, acara workshop tersebut melakukan internalisasi tentang kawasan konservasi, pola-pola pemberdaayan masyarakat disekitar kawasan konservasi, skema-skema kolaborasi dan peluang kebijakannya yang di paparkan oleh perwakilan dari direktorat KSDAE, yakni ibu Dyah Murtiningsih M, Hum sebagai Kasubdit Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi. Sedangkan narasumber yang lain seperti Emil Ola Kleden memberikan gambaran kepada peserta mengenai definisi hak dan wewenang masyarakat sebagai warga Negara.
Kemudian, Koesnadi yang mewakili Staf Ahli PPSA Gakum KLHK mendeskripsikan konflik pada tingkat tapak hingga pada meja advokasi di pusat. Berbeda dari ketiga narasumber tersebut, nara sumber terakhir adalah Kepala Desa Bandung Jaya Kecamatan Kabawetan, yakni ibu Supriyanti. Dengan tegas ibu Supriyanti menceritakan konflik yang dihadapi oleh masyarakat trans Sengkuang tersebut di delapan desa yang sejak orde baru di buru oleh aparat kehutanan hingga berjatuhan korban dan bagaimana perlawanan yang dilakukan masyarakat selama proses kriminalisasi tersebut berlangsung.
Sebelum acara ditutup, terdapat sesi eksplorasi dalam bentuk diskusi kelompok antara masyarakat dengan para pihak. Diskusi ini menjadi poin penting dalam acara workshop tersebut. Karena dalam diskusi kelompok, peserta diminta untuk melakukan; pertama, analisa persoalan penguasaan agrarian/hutan di masing-masing wilayah kelola masyarakat. Hal ini berkaitan dengan latar belakang konflik yang berbeda-beda, dampak konflik yang dirasakan masyarakat, peta actor dan sejauh apa penyelesaian konflik dilakukan. Kedua, mengidentifikasi Prasyarat dan indikator pengelolaan Hutan kolaboratif, mulai dari tata kelola hingga tata produksi. Dan yang ketiga, menguraikan mekanisme kolaboratif yang diingikan oleh masyarakat dengan mengukur kapasitas dan keterampilan masyarakat itu sendiri.
Hasil dari diskusi kelompok ini menjadi rekomendasi kepada Direktur Jendral KSDAE KLHK untuk segera merespon konflik yang terjadi di tiga daerah tersebut. Jika merunut dari aturan hukumnya, maka kolaborasi di kawasan konservasi ini sangat memungkinkan untuk dilakukan. Namun, kita mesti menunggu kebijakan turunannya untuk mengatur hal-hal teknis dalam melakukan kerja-kerja kolaboratif di kawasan konservasi di kemudian hari.

Tags: Hutan KemasyarakatanHutan AdatHutan DesaReforma AgrariaSpotlight
Previous Post

Adakan Pelatihan Citizen Journalism untuk Warga Desa Merpas, Akar Foundation Gandeng Aji Bengkulu.

Next Post

Menakhlikkan Perawi di Ujung Lancang

Next Post
Menakhlikkan Perawi di Ujung Lancang

Menakhlikkan Perawi di Ujung Lancang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

  • Hukum Adat Rejang: Catatan Riset Aksi Meniti Jalan Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Rejang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luncurkan CBMM, Akar Foundation Soroti Beberapa Peluang Kebijakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melirik Kearifan Lokal Suku Rejang Jurukalang dalam Tata Kelola Hutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandemi Covid-19 dan Ketahanan Sosial Masyarakat Pedesaan Bengkulu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Partisipasi Politik sebagai Proses Penguatan Peran Rakyat dalam Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
akar logo

Alamat: Jl. Bakti Husada 8 No 17 D Rt 13 Rw 01 Nusa Indah
Kec. Gading Cempaka Kota Bengkulu 38225.B

Email: info@akar.or.id
Telepone: (0736) 5741738

Kedai Akar

Membeli dan mengkonsumsi kopi Akar, anda berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani hutan sekaligus membantu rehabilitas kawasan hutan.

Kunjungi Kedai Akar

Katalog Kedai Akar

Lihat Katalog

@2021 All Right Reserved – Akar Foundation

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Program
    • GESIT
    • Pendidikan Kritis
    • TKWR
  • Publikasi
    • Berita
    • Akar Stories
    • Artikel dan Opini
    • Rilis
    • Paper
    • Riset
    • Bulletin
  • Galeri Akar
  • Kedai Akar

Previous Next
Close
Test Caption
Test Description goes like this